INILAH KITA —Peringatan milad ke-106 Jenderal Besar Dr. H. Abdul Haris Nasution berlangsung khidmat di Masjid Cut Meutia Menteng Jakarta Pusat, Ahad (15/12) pagi.
Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Jenderal Besar Dr. H. Abdul Haris Nasution bersama Masjid Cut Meutia ini mengusung tema “Keteladanan dan Nasionalisme”, menyoroti nilai-nilai perjuangan dan semangat kebangsaan yang ditinggalkan oleh salah satu tokoh besar bangsa Indonesia.
Sejak pukul 09.00 WIB, para tamu mulai memadati Masjid Cut Meutia Jakarta Pusat. Suasana penuh penghormatan tampak dari antusiasme para peserta, yang terdiri dari keluarga besar Jenderal Besar A.H. Nasution, tokoh masyarakat, akademisi, hingga generasi muda.
Nampak hadir dalam tamu undangan, Mayjen TNI Endro Satoto Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Politik mewakili Menhan, Mayjen TNI Yudha Medi Deputi Bidang Kontra Intelijen BIN, Adhyaksa Dault, Aziz Syamsuddin, Abdul Rauf Damenta Pj. Walikota Palembang, Brigjen TNI Taufiq Shobri Waaster Kasad.
Dalam sambutannya Keluarga Besar A.H. Nasution yang diwakili oleh Eka Trisny Edyanti. “Pada hari Milad ke-106 almarhum Opa, kami sekeluarga mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran para tamu yang turut memberikan doa terbaik untuk Opa kami, semoga amal ibadah Opa diterima oleh Allah SWT,” ungkapnya di hadapan para undangan.
Sementara itu Ketua Umum Yayasan Masjid Cut Meutia, H. Benny Suprihartadi memberikan kesaksian atas kebaikan almarhum Jenderal Besar A.H. Nasution. “Sebagai saksi hidup, saya merasakan langsung dedikasi almarhum dalam memakmurkan Masjid Cut Meutia ini . Dan keberadaan masjid Cut Meutia, beliaulah yang menginisiasi penggunaan bekas bangunan Belanda ini sebagai masjid seperti saat ini. Hingga akhirnya, pada tahun 1987 pemerintah menghibahkan bangunan ini dijadikan Masjid Cut Meutia dan dikelola oleh Yayasan masjid Cut Meutia,” ungkapnya.
Bahkan, tambah Benny, beliau bukan hanya negarawan, tetapi juga sosok yang sederhana dan ramah. Seringkali pada hari Jumat, beliau menjadi perantara mualaf baru yang memeluk agama Islam. Beliau aktif mengajak masyarakat untuk mencintai masjid dan menyebarkan nilai-nilai Islam. Tak heran, pada masa itu, beliau dikenal sebagai “Jenderal Masjid”.
“Alhamdulillah, hingga saat ini kita dapat menjaga dan memakmurkan masjid ini tanpa membebani negara. Yayasan Masjid Cut Meutia berupaya sekuat tenaga untuk bisa memenuhi wasiat beliau untuk memakmurkan masjid ini, dan ini menjadi bukti nasionalisme yang didoktrinkan kepada kami terus kami jalankan,” ungkapnya.
Sosok Jenderal Besar A.H. Nasution menjadi inspirasi dalam menjaga persatuan bangsa. “Beliau tidak hanya seorang pahlawan militer, tetapi juga figur keluarga dan masyarakat yang penuh cinta tanah air,” ujar Benny.
Ritual Doa dan Tausiyah
Di antara rentetan acara Silaturahmi dan Memperingati Milad 106 Jenderal A.H. Nasution adalah acara prosesi pembacaan Yasin, tahlil, dan doa yang dipimpin oleh Ustad Muchlis Al Mugni dan Ustad Amin Mustofa.
Tak ketinggalan juga, pemberian santunan kepada anak yatim turut mewarnai agenda acara. Momen ini menjadi bukti nyata nilai-nilai kedermawanan yang selalu ditanamkan oleh Jenderal Besar A.H. Nasution kepada para penerusnya.
Sebagai puncak acara, tausiyah yang dibawakan oleh KH. Dr. Sayid Qutub, S.Th.I., M.A., M.Si., M.Pd., Al Hafizh, mengupas nilai-nilai keteladanan Jenderal Besar A.H. Nasution yang relevan dengan tantangan zaman saat ini.
Kiai Sayid menerangkan, bahwa selama hidupnya beliau telah memberikan teladan kepada generasi penerus. Di mana beliau memberikan lima wasiat untuk dijalankan: Pertama, Jangan tinggalkan shalat. Kedua, Bersikap adil. Ketiga, Hidup harus sederhana. Keempat, Berlaku jujur dan kelima selalu bermanfaat untuk orang lain.
“Semoga apa yang telah dilakukan almarhum selama hidupnya diterima Allah SWT. Meskipun telah berpulang, jasanya masih dikenang dan bermanfaat bagi banyak orang,” tutur Kiai Sayid.
Kiai Sayid juga menambahkan, sebagai bentuk bakti kita kepada orangtua dan mengangkat derajatnya adalah dengan cara perbanyak doa untuk orang tua kita. Doa anak kepada orang tua sangat mustajab, maka jangan pernah bosan berdoa untuk mereka, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.
Peringatan Milad Ke-106 Jenderal Besar Abdul Haris Nasution ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali peran setiap individu dalam memperjuangkan cita-cita luhur bangsa. Acara ini mengajarkan kita untuk tidak melupakan sejarah dan menjadikan nilai-nilai perjuangan sebagai inspirasi kehidupan sehari-hari.[]