Inilah Kita.com | Bekasi — Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (ARM HA-IPB) menyalurkan 110 paket bantuan kemanusiaaan kepada warga penyintas banjir di Kampung Singkil, Desa Samudrajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Minggu (16/3/25).
Pendistribusian bantuan ini merupakan bagian dari aksi ARM HA-IPB yang bertajuk SABANJA (Solidaritas Alumni IPB untuk Banjir Jabodetabek).
Tim relawan ARM HA-IPB dipimpin oleh Ketua Bidang Penanggulangan Bencana, Ir. Kusnadi, mendampingi Ketua Umum ARM HA IPB Ir Ahmad Husein, M.Si, bersama dua ketua bidang dan dua relawan lainnya.
Dalam penyaluran dan pendistribusian bantuan kali ini, ARM IPB bekerja sama dengan Yayasan Dakta Peduli (Radio DAKTA 107FM) Bekasi dan Cahaya Foundation, sebuah lembaga yang membantu program pemerintah dalam bidang kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu.
Paket bantuan yang disalurkan terdiri dari 5 kilogram beras, 1 gula pasir, 1 liter minyak goreng, paket makanan kecil, air minum, jas hujan, serta obat-obatan.
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Ketua Umum ARM HA-IPB, Ir. Ahmad Husein, M.Si. kepada Ketua RT 001, Nono Darsono. Turut menyaksikan dan membantu distribusi paket kemanusiaan ini Ketua Dakta Peduli Syifa Faradila, dan Ketua Cahaya Foundation, Sri Suharni.
“Bantuan ini merupakan amanah dan titipan dari para alumni IPB berbagai fakultas dan angkatan, di berbagai daerah baik dalam maupun luar negeri. Semoga paket ini dapat sedikit meringankan beban,” ujar Ketua Umum ARM HA-IPB, Ahmad Husein.
Warga Kampung Singkil RT 001/RW 08 dengan jumlah warga kurang lebih 400 jiwa merupakan sedikit dari ribuan warga yang menjadi penyintas banjir Bekasi 4 Maret 2025 lalu. Sebagian besar warga Kampung Singkil memilih tetap bertahan di rumah dan di masjid kampung, meskipun tinggi genangan air mencapai 50 hingga 100 sentimeter. Sawah dan tambak yang memenuhi kawasan ini juga tergenang air.
Banjir diperparah dengan posisi kampung yang cukup dekat dengan pesisir di utara Bekasi yang kerap mengalami rob (naiknya permukaan air laut sehingga air masuk ke daratan), mengakibatkan genangan banjir bertahan hingga 10 hari.
“Baru beberapa hari ini airnya mulai surut,” kata Ketua RT 001, Nono Darsono.
Tim ARM HA-IPB, Dakta Peduli, dan Cahaya Foundation juga berkesempatan membagikan bantuan dari pintu ke pintu sambil mengumpulkan data mengenai banjir yang terjadi dan dampak yang warga alami.
“Seumur-umur dalam hidup saya baru kali ini kena banjir tepat saat bulan Puasa. Alhamdulillah, terima kasih atas bantuan Bapak-Ibu dari IPB,” ujar Ibu Nisem, nenek yang berusia hampir 70 tahun.
Saat banjir melanda, rumah ibu Nisem terendam banjir setinggi 50 sentimeter. Ia bertahan di rumah sederhananya dengan ditemani oleh Narsih, salah satu puterinya.
Saat tim menyampaikan bantuan, barang-barang dalam rumah Ibu Nisem masih diungsikan ke atas meja dan belum dikembalikan ke tempat semula. Karena dan putrinya masih khawatir banjir melanda kembali.
Selain menggenangi rumah-rumah warga, banjir dan rob juga mengakibatkan sawah-sawah milik warga tak bisa ditanami padi.
“Sudah hampir sebulan ini bibit padi yang sudah disiapkan akhirnya membusuk dan mati sia-sia, baik karena banjir maupun rob,” kata Nono.
Untuk menyambung hidup, akhirnya banyak warga mencari dan menangkap belut untuk dijual ke tengkulak, untuk mendapat penghasilan alternatif sebagai mata pencaharian saat ini.
Tim ARM HA-IPB masih terus memantau situasi dan potensi bencana banjir di kawasan Jabodetabek. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, kemungkinan cuaca ekstrem masih akan terjadi di Jakarta, Bekasi dan hampir seluruh wilayah Jabodetabek.