inilahkita.com | Bandung – Pada Kamis (21/8/25), Nana Sudiana, S.I.P., M.M., M.Hum., selaku Direktur Akademizi, hadir sekaligus menyampaikan materi dalam acara Seminar “Tantangan Kesejahteraan Jawa Barat: Perspektif Sosial Budaya dan Strategi Pemberdayaan Berbasis Kearifan Lokal.” Acara ini berlangsung di Gedung Serba Guna Salman ITB, Bandung.
Seminar tersebut terselenggara berkat kolaborasi berbagai lembaga, antara lain Akademizi, IZI, FOZ Jabar, Syarikat Amil, serta Rumah Amal Salman.
Sebagai narasumber, Nana Sudiana mengawali materinya dengan membuka data kependudukan di Jawa Barat.
“Penduduk Jawa Barat saat ini diperkirakan sekitar 49,9 juta jiwa pada tahun 2023, dengan mayoritas beragama Islam. Jumlah penduduk muslim di Jawa Barat mencapai 48,58 juta jiwa, atau sekitar 97,4% dari total penduduk, berdasarkan data per 31 Desember 2023,” ujar Nana.
Nana juga menyinggung potensi zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di Jawa Barat yang dinilainya sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Potensi zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di Jawa Barat sangat besar, diperkirakan mencapai Rp 32 triliun. Namun, realisasi ZIS di Jabar menurut Baznas Jabar sampai dengan 2024 baru tercapai Rp 6 triliun. Ini yang mesti kita tingkatkan sebagai kesejahteraan masyarakat, karena pengumpulan zakat di Jawa Barat juga terus meningkat dengan rata-rata peningkatan 25-30% setiap tahunnya,” ucap Nana.
Berdasarkan data BAZNAS Provinsi Jawa Barat, terdapat 10 ribu muzakki (pembayar zakat) dengan total penghimpunan ZIS sebesar Rp 80,1 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp 69,1 miliar telah disalurkan kepada 95,8 ribu mustahik (penerima zakat).
Selain itu, Nana juga menyoroti kondisi kemiskinan di Jawa Barat. Beberapa daerah masih mencatat persentase penduduk miskin yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lain, antara lain Indramayu, Kuningan, Kota Tasikmalaya, Majalengka, dan Cirebon, dengan angka di atas 10%. Meski demikian, secara umum Jawa Barat menunjukkan tren penurunan angka kemiskinan.
Faktor penyebab kemiskinan meliputi rendahnya keterampilan tenaga kerja, kurangnya akses perumahan layak, bencana alam, inflasi, terbatasnya lapangan kerja, serta rendahnya tingkat pendidikan dan kepemilikan aset.
“Saya menilai, dengan potensi ZIS Jawa Barat yang besar, semoga bisa membantu menanggulangi berbagai masalah warga miskin di Jawa Barat, termasuk mengangkat para mustahik untuk mampu menjadi muzaki,” tambah Nana saat menyampaikan solusi terkait tantangan kesejahteraan.
Sebelum menghadiri seminar, Nana Sudiana juga sempat diundang oleh Radio Elshinta Bandung. Di sana ia menyampaikan pandangannya mengenai potensi ZIS Jawa Barat, sekaligus menekankan pentingnya peran filantropi berkelanjutan dan kolaborasi bersama lembaga negara untuk menjawab permasalahan kesejahteraan.[]