Oleh: Nadeem
(Yang belum mudik)
Buat yang sudah jalan mudik atau sudah di kampung halaman:
Selamat menikmati silaturrahmi bersama keluarga. Mendawami berkumpul bersama orang tua, saudara, anak-anak, keponakan, maupun sanak saudara, dan orang-orang tercinta yang menjadi bagian hidup.
Selamat merajut kembali cinta-cinta yang terputus karena jarak dan waktu, dalam hitungan bulan dan tahun.
Silahkan menikmati kesyahduan cinta bersama keluarga, beserta ketenangan kehidupan kampung halaman, juga kesenduan pagi yang sejuk dan segar di sana. Seolah hidup bergerak lamban, merasakan negara aman sentosa, seperti hidup dan bangunan negeri ini masih berumur panjang.
Nikmati sepuasnya. Hirup dan rasakan semua cintanya.
Tak usah dulu pikirkan Jakarta. Dengan segala kepenatan dan dinamikanya: yang kalau dirasakan, seolah besok negara ini sudah mau roboh, berantakan. Lusa, seolah tak ada lagi bangunan negeri ini. Semuanya dikuasai oleh kerakusan, ketamakan, dan kekuasaan, beserta segala kepongahan dan kebengisannya.
Kekuasaan, yang di Jakarta sudah berkalang-berakar, merambah liar, tak beradab dan tak memiliki etika.
Nikmati saja hidup di kampung halaman. Meski sementara waktu: Ketenangannya, kesopanannya, keramahannya, ke-teposliro-annya, ke-gotong-royongan-nya, kesederhanaannya, kesyahduannya, berserta seluruh cinta-cinta yang menjadi nafas dari orang-orangnya.
Selamat berlebaran. Maafkan segala salah dan khilaf: dari saya; dari mereka; dari rakyat. Maafkan negeri ini.
Tak usah memikirkan kemaafan dari para pemimpin, karena mereka tak pernah punya salah. Setidaknya dalam sejarah negeri ini. Yang salah, selalu saja, hanyalah rakyat.
Selamat merayakan Idul Fitri bersama orang-orang tercinta dan terkasih, di kampung halaman. Selamat meraup dan menghirup semua kenikmatannya, juga keberkahannya.