Inilahkita.com | Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam sistem pembayaran. Salah satu tren yang tengah populer di kalangan generasi muda adalah layanan Buy Now Pay Later (BNPL), atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah “beli sekarang, bayar nanti”.
Fenomena ini semakin marak seiring berkembangnya e-commerce dan platform fintech yang menawarkan kemudahan transaksi. Namun, kemudahan tersebut menimbulkan pro dan kontra, terutama dari sisi perilaku konsumtif dan dampaknya terhadap literasi keuangan.
Pembahasan
BNPL pada dasarnya mirip dengan fasilitas kredit, hanya saja prosesnya lebih mudah, cepat, dan biasanya tanpa kartu kredit. Pengguna dapat membeli barang atau jasa dengan pembayaran yang ditunda dalam beberapa kali cicilan. Hal ini sangat menarik bagi generasi muda yang menginginkan kemudahan berbelanja tanpa perlu modal besar di awal.
Namun, di balik popularitasnya, terdapat sejumlah tantangan:
- Perilaku Konsumtif
Kemudahan BNPL mendorong mahasiswa atau anak muda untuk berbelanja barang yang sebenarnya belum terlalu dibutuhkan. Akibatnya, muncul budaya konsumsi berlebihan yang dapat merugikan kondisi keuangan pribadi.
- Risiko Utang
Walaupun terlihat ringan, cicilan BNPL bisa menumpuk jika tidak dikelola dengan baik. Banyak pengguna akhirnya terjebak pada keterlambatan pembayaran yang berdampak pada riwayat kredit di masa depan.
- Perspektif Syariah
Dari sudut pandang keuangan syariah, BNPL perlu dikaji lebih dalam. Jika terdapat tambahan biaya yang bersifat riba, maka praktik ini bertentangan dengan prinsip syariah. Namun, jika hanya sebatas penundaan pembayaran tanpa bunga dan transparan, maka bisa masuk kategori akad jual beli dengan tempo (bai’ muajjal).
- Tantangan Literasi Keuangan
Fenomena ini menunjukkan masih rendahnya literasi keuangan di kalangan generasi muda. Banyak yang belum memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, serta tidak memiliki perencanaan keuangan yang matang.
Penutup
Fenomena BNPL menjadi cermin dari gaya hidup digital generasi muda yang serba cepat dan instan. Di satu sisi, layanan ini memberikan kemudahan dan akses ke berbagai kebutuhan. Namun di sisi lain, jika tidak dikelola dengan baik, BNPL dapat menjerumuskan pengguna ke dalam perilaku konsumtif dan masalah utang. Oleh karena itu, generasi muda, khususnya mahasiswa, perlu meningkatkan literasi keuangan agar dapat memanfaatkan fasilitas ini secara bijak dan sesuai dengan prinsip syariah.