Pada prosesi ini dilangsungkan lamaran, yakni pernyataan formal keluarga pihak laki-laki yang datang kepada pihak perempuan. Juga ditetapkan diterimanya lamaran, penentuan hari pernikahan,serta mahar yang akan ditebus untuk mempelai perempuan.
6. Putu Cangkiri
Putu cangkiri adalah salah satu kuliner tradisional dari Makassar yang merupakan bagian dari warisan kuliner masyarakat daerah tersebut. Kue ini memiliki bentuk yang menyerupai sepertiga dari ukuran cangkir, yang menjadi inspirasi untuk namanya, putu cangkiri.
Sebagai salah satu camilan yang sederhana namun lezat, putu cangkiri dibuat dengan menggunakan tepung beras sebagai bahan utama, yang kemudian dicampurkan dengan beras ketan. Beberapa resep juga menambahkan gula merah untuk memberikan rasa manis yang khas.
7. Rumah Tongkonan
Rumah Tongkonan merupakan bangunan tradisional yang memiliki signifikansi mendalam bagi masyarakat suku Toraja, serta telah diakui sebagai simbol kebudayaan Sulawesi Selatan. Keunikan arsitektur dan nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya menjadikan rumah adat ini terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Salah satu elemen yang paling mencolok dari Rumah Tongkonan adalah atapnya. Atap tersebut dirancang menyerupai bentuk perahu terbalik, lengkap dengan buritannya, dan bagi sebagian orang, tampak seperti tanduk kerbau. Material atap ini umumnya terbuat dari ijuk atau daun rumbia, mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan bahan-bahan alam.
8. Lontara
Lontara adalah aksara tradisional masyarakat Bugis-Makassar. Namanya begitu karena dulu ditulis pada daun tumbuhan lontar sebelum ditemukannya kertas.
Aksara Lontara terdiri dari 23 huruf untuk Lontara Bugis dan 19 huruf untuk Lontara Makassar. Perbedaan Lontara Bugis dengan Lontara Makassar yaitu pada Lontara Bugis dikenal huruf ngka’, mpa’ , nca’, dan nra’. sedangkan pada Lontara Makassar huruf tersebut tidak ada.[]