By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Inilah KitaInilah KitaInilah Kita
  • Home
  • Sekitar Kita
  • DialeKita
  • Nusantara
  • Akademika
  • Komunitas
  • Generasi
  • Kiat Kita
Reading: Baterai Nuklir Lipat, Energi Menjanjikan Masa Depan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
Inilah KitaInilah Kita
Font ResizerAa
  • Home
  • Sekitar Kita
  • DialeKita
  • Nusantara
  • Akademika
  • Komunitas
  • Generasi
  • Kiat Kita
Follow US
  • Advertise
© 2024 Inilah Kita
Inilah Kita > Blog > DialeKita > Baterai Nuklir Lipat, Energi Menjanjikan Masa Depan
DialeKita

Baterai Nuklir Lipat, Energi Menjanjikan Masa Depan

Redaksi Kita
Redaksi Kita Published 05/05/2025
Share
SHARE

INILAHKITA.COM | Bayangkan sebuah baterai. Tapi bukan sembarang baterai. Ini baterai nuklir. Dan bukan cuma nuklir, tapi juga bisa dilipat seperti sarung atau baju rompi. Selamat datang di energi masa depan yang tampaknya diciptakan oleh gabungan antara profesor jenius, ahli origami, peneliti muslim, dan penggemar kartun Jepang.

Baru-baru ini, para peneliti dari Daegu Gyeongbuk Institute of Science and Technology (DGIST), Korea Selatan —yang tampaknya punya terlalu banyak waktu luang dan keberanian main-main dengan radioisotop— mengklaim telah menciptakan baterai nuklir generasi baru. Hasil temuan mereka menggemparkan dunia energi.

Dipimpin oleh Prof. Su-Il In (yang namanya kalau dibaca cepat bisa terdengar seperti “suilin” alias ‘sulit lin’ dalam logat Betawi), tim ini membuat dunia kaget dengan satu kalimat: “56.000 kali peningkatan mobilitas elektron.” Tak heran jika Tesla dan NASA mungkin sedang menggelar pengajian syukuran kecil-kecilan malam ini.

Bersama rekan-rekannya —Chol Hyun Kim, Muhammad Bilal Naseem, Junho Lee, Hong Soo Kim, dan Sanghun Lee— mereka merilis makalah berjudul cukup bersahaja untuk sesuatu yang bisa mengubah dunia: “Novel perovskite-based betavoltaic cell: dual additive strategy for enhanced FAPbI3 α-phase stability and performance.”

Ya, judulnya memang lebih cocok untuk mantra kuno atau password Wi-Fi. Tapi inti temuan ini serius. Mereka menggabungkan lapisan perovskite dengan isotop radioaktif karbon-14 berbentuk quantum dot. Lalu diberi aditif berbasis klorin, bukan untuk rasa atau aroma seperti mi instan, tapi untuk stabilitas kristal dan efisiensi konversi daya.

Hasilnya? Baterai kecil yang tahan puluhan tahun tanpa perlu di-charge. Bahkan katanya bisa bekerja selama dekade —mirip semangat PNS menjelang pensiun: stabil, tak tergoyahkan, dan tetap menyala. Ini temuan penelitian luar biasa, yang sayangnya tidak lahir dari kamar-kamar penelitian BRIN.

Perovskite, dalam konteks energi, bukan nama merek teh botol atau karakter anime, tapi sejenis struktur kristal yang sangat menjanjikan dalam dunia teknologi surya dan kini —kejutan!— baterai nuklir. Bahan utama yang digunakan tim peneliti DGIST adalah formamidinium lead iodide (FAPbI₃).

Senyawa material ini mampu menyerap cahaya dan mentransfer muatan listrik secara luar biasa. Untuk memperkuat stabilitas fase alfa-nya —yang adalah bentuk paling efisien tapi juga paling “moody”— mereka menambahkan dua bahan berbasis klorin sebagai semacam “pengasuh molekuler” agar kristalnya tidak mogok kerja.

Nah, agar makin spektakuler, mereka juga memasukkan isotop radioaktif karbon-14 dalam bentuk nanopartikel dan quantum dot. Buat yang belum kenal, karbon-14 biasanya dikenal sebagai bahan utama penanggalan fosil di laboratorium arkeologi.

Tapi di tangan para ilmuwan Korea ini, karbon-14 berubah dari pelacak masa lalu yang biasa digunakan para arkeolog, menjadi penggerak masa depan. Ia melepaskan partikel beta —elektron berenergi tinggi— yang bisa disulap jadi arus listrik oleh si perovskite tadi.

Jadi, bukan cuma nostalgia radioaktif, tapi benar-benar energi dari sisa-sisa kehidupan purba yang diubah menjadi tenaga zaman ultra-modern. Sebuah penggabungan antara Jurassic Park dan Tesla, dalam ukuran saku.

Lalu, apa gunanya buat kita? Kalau kamu sedang mencari baterai untuk remote TV yang tahan seumur hidup, sayangnya ini belum untuk itu. Teknologi ini lebih cocok untuk misi luar angkasa, operasi militer, atau mungkin untuk memasang CCTV di rumah mantan tanpa takut baterainya habis.

Tapi tetap saja, gagasan bahwa kita bisa punya sumber energi mini, stabil, dan tahan lama, adalah lonceng kematian bagi industri colokan listrik dan charger KW. Kalangan industri bisa ketar-ketir dengan investasi mereka di perusahaan energi.

Tentu, ada pertanyaan kritis. Apakah kita siap menyebarkan baterai yang berisi isotop radioaktif ke mana-mana? Kita yang masih bingung membedakan baterai AA dan AAA mungkin belum cukup matang untuk menyimpan baterai berkekuatan reaktor di saku celana.

Dan ini juga jadi momen untuk merenung. Jepang berambisi jadi negara mandiri energi berbasis perovskite pada 2030. Tapi Korea langsung melesat ke depan dengan menjadikannya radioaktif. Ini seperti kamu baru saja beli sepeda motor listrik, lalu tetanggamu keluar rumah naik Gundam bertenaga atom.

Yang pasti, teknologi ini memang luar biasa. Tapi seperti semua inovasi berbasis radioaktif, iblisnya ada di detail. Kita perlu regulasi, pemahaman publik, dan tentu saja —kesadaran bahwa tak semua yang bisa dilipat harus disimpan di lemari.

Baterai ini mungkin akan mengubah dunia, tapi mari kita pastikan dunia tetap bisa dibagi rata. Sementara itu, mungkin ide terbaik hari ini tetap: Jangan taruh baterai nuklir di saku baju koko saat shalat. Siapa tahu nanti jamaah sebelah meleleh karena kamu terlalu bercahaya.

Catatan Cak AT – Ahmadie Thaha
Ma’had Tadabbur al-Qur’an

TAGGED:baterai nuklirkorea utara
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Email
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article makanan gen z Gen Z dan Makanan Instan: Gimana Caranya Biar Tetap Sehat dan Nggak Gampang Sakit?
Next Article Peran Baru Jurnalis, Melatih AI Menulis Berita Peran Baru Jurnalis, Melatih AI Menulis Berita

Latest News

sungai kita
Ketika Ribuan Ton Antiobiotik Mengancam Kehidupan Sungai
DialeKita
Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor dengan ETS Global dan IIEF Adakan Tes TOEFL Resmi
Akademika
Bisakah Dosen Sejahtera Hak, Kenyataan dan Realita!
Bisakah Dosen Sejahtera? Hak, Kenyataan dan Realita!
DialeKita
noto susanto
Budaya Cari Muka, Pentingkah dalam Kehidupan?
DialeKita
sahid tour
Sahid Tour dan BSI SME Group Sinergi Permudah Akses Ibadah Haji dan Umrah
Sekitar Kita
social media marketing
Sosial Media Marketing untuk Tingkatkan Penjualan Bisnis
Kiat Kita
Karena 'Flourish', Kita Jadi Juara Dunia!
Karena ‘Flourish’, Kita Jadi Juara Dunia!
DialeKita

Baca Artikel Lain

noto susanto
DialeKita

Risiko Pintu Menuju Kesuksesan?

09/05/2025
sekolah gratis
DialeKita

Akhirnya, Sekolah Gratis Sepenuhnya

07/05/2025
DialeKita

Matahari Kembar

06/05/2025
Peran Baru Jurnalis, Melatih AI Menulis Berita
DialeKita

Peran Baru Jurnalis, Melatih AI Menulis Berita

05/05/2025
Previous Next

Ikon Logo Inilah Kita

Kategori

  • Akademika
  • DialeKita
  • Generasi
  • Kesehatan
  • Kiat Kita
  • Komunitas
  • Nusantara
  • Sekitar Kita
  • Uncategorized

Inilah Kita

  • About
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media
  • Term & Condition
Inilah KitaInilah Kita
©2024 Inilah Kita
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?