Inilahkita.com | Beberapa tahun terakhir, muncul fenomena mengejutkan di dunia kesehatan: banyak anak muda dari generasi Z yang sudah mengalami penyakit serius, termasuk penyakit jantung dan gagal ginjal hingga harus menjalani cuci darah di usia muda. Padahal, penyakit-penyakit tersebut dulunya lebih banyak menyerang kelompok usia 40 tahun ke atas.
Fakta ini menjadi alarm keras bahwa gaya hidup modern yang serba cepat, kurang gerak, dan pola makan tidak sehat mulai memberikan dampak serius bagi kesehatan generasi muda.
Artikel ini akan mengulas penyebab meningkatnya risiko penyakit jantung di kalangan Gen Z serta memberikan tips hidup sehat agar generasi muda terhindar dari penyakit mematikan tersebut.
Fenomena: Gen Z dan Penyakit Jantung di Usia Muda
Generasi Z — mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 — dikenal sebagai generasi yang aktif, adaptif terhadap teknologi, dan dekat dengan dunia digital. Namun di balik keunggulan itu, gaya hidup mereka yang serba instan justru membawa risiko besar bagi kesehatan tubuh, terutama jantung dan ginjal.
Data dari berbagai survei kesehatan menunjukkan peningkatan signifikan kasus hipertensi, kolesterol tinggi, dan obesitas pada usia di bawah 30 tahun. Kondisi-kondisi tersebut merupakan faktor utama penyebab penyakit jantung.
Lebih mengkhawatirkan lagi, beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan pasien muda usia 20–30 tahun sudah menjalani cuci darah secara rutin. Ini menjadi sinyal bahwa pola hidup yang tidak sehat sudah menyebabkan kerusakan organ vital jauh lebih cepat dari generasi sebelumnya.
Mengapa Gen Z Rentan Terkena Penyakit Jantung dan Gagal Ginjal?
Ada beberapa faktor utama yang menjelaskan mengapa generasi muda saat ini lebih rentan terhadap penyakit jantung dan gangguan ginjal:
1. Pola Makan Tidak Sehat dan Tinggi Lemak
Banyak anak muda lebih memilih makanan cepat saji, minuman manis, dan camilan tinggi garam karena praktis dan mudah dijangkau.
Sayangnya, makanan jenis ini mengandung lemak jenuh, gula, dan natrium tinggi yang memicu penumpukan plak di pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, serta memperberat kerja jantung dan ginjal.
2. Kurang Aktivitas Fisik
Kebiasaan duduk terlalu lama di depan laptop atau ponsel — baik untuk belajar, bekerja, maupun hiburan — menyebabkan kurangnya aktivitas fisik.
Padahal, kurang bergerak membuat metabolisme tubuh melambat, kadar kolesterol naik, dan risiko obesitas meningkat. Kombinasi ini menjadi pemicu utama penyakit jantung koroner.
3. Pola Tidur yang Tidak Teratur
Begadang sudah menjadi kebiasaan umum bagi banyak Gen Z, terutama karena gaya hidup digital dan tuntutan kerja kreatif. Kurang tidur mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan kadar kortisol (hormon stres), dan menyebabkan tekanan darah tinggi — semua faktor ini memperbesar risiko serangan jantung.
4. Stres dan Tekanan Psikologis
Meski dikenal tangguh dan fleksibel, Gen Z sering menghadapi tekanan emosional akibat pekerjaan, media sosial, dan persaingan hidup.
Stres kronis dapat menyebabkan peradangan di pembuluh darah dan memicu detak jantung tidak normal, yang dalam jangka panjang dapat memengaruhi kesehatan jantung.
5. Konsumsi Kafein dan Rokok Elektrik Berlebihan
Kopi, minuman energi, dan vape sudah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda. Namun, konsumsi kafein dan nikotin berlebih dapat mempercepat detak jantung, meningkatkan tekanan darah, serta mempersempit pembuluh darah — semua ini berisiko terhadap serangan jantung dini.
8 Tips Hidup Sehat untuk Gen Z agar Terhindar dari Penyakit Jantung
Kabar baiknya, penyakit jantung bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup sederhana namun konsisten. Berikut 8 tips penting yang bisa diterapkan oleh generasi muda:
1. Batasi Makanan Cepat Saji
Kurangi konsumsi gorengan, makanan olahan, daging berlemak, dan minuman bersoda. Ganti dengan menu yang lebih sehat seperti sayur, buah, ikan, dan biji-bijian.
Biasakan membaca label nutrisi agar tahu kandungan garam dan gula yang dikonsumsi setiap hari.
2. Rutin Berolahraga Minimal 30 Menit Sehari
Aktivitas fisik seperti jogging, bersepeda, yoga, atau sekadar berjalan kaki bisa memperkuat jantung dan melancarkan sirkulasi darah.
Jika sulit olahraga berat, mulailah dari yang ringan tapi rutin — misalnya naik tangga daripada lift, atau berjalan kaki saat jarak dekat.
3. Tidur Teratur dan Cukup
Tidur yang cukup (7–8 jam per malam) membantu memperbaiki sel-sel tubuh dan menjaga tekanan darah tetap stabil. Hindari kebiasaan begadang, terutama di depan layar ponsel, karena cahaya biru dapat mengganggu ritme tidur alami.
4. Kelola Stres dengan Positif
Alih-alih memendam stres, cobalah menyalurkannya dengan cara positif seperti menulis jurnal, mendengarkan musik, berolahraga, atau melakukan meditasi singkat.
Kesehatan mental yang baik berpengaruh langsung pada kesehatan jantung.
5. Kurangi Rokok dan Alkohol
Baik rokok konvensional maupun rokok elektrik sama-sama merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Demikian pula alkohol, yang dapat menaikkan tekanan darah dan menambah beban pada organ vital.
6. Jaga Berat Badan Ideal
Kelebihan berat badan membuat jantung bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh.
Lakukan pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT) secara berkala dan pilih gaya hidup aktif agar berat badan tetap stabil.
7. Perbanyak Minum Air Putih
Air membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mendukung fungsi ginjal. Hindari minuman tinggi gula dan kafein yang justru dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan metabolisme.
8. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Jangan menunggu sakit untuk memeriksakan diri. Pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, dan fungsi ginjal secara rutin penting untuk mendeteksi dini adanya gangguan kesehatan. Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi.
Sehat Itu Gaya Hidup, Bukan Tren Sesaat
Fenomena banyaknya Gen Z yang mengalami penyakit jantung dan gagal ginjal menjadi pengingat bahwa gaya hidup modern tidak selalu berarti gaya hidup sehat.
Tekanan pekerjaan, kebiasaan digital, dan pilihan makanan cepat saji perlahan menggerogoti kesehatan generasi muda tanpa disadari.
Namun kabar baiknya, pola hidup sehat bisa dimulai dari sekarang — dengan langkah sederhana seperti memperbaiki pola makan, rajin bergerak, tidur cukup, dan menjaga kesehatan mental.
Jantung yang kuat bukan hanya milik orang tua yang rajin berolahraga, tetapi juga bisa dimiliki oleh anak muda yang peduli terhadap kesehatannya sendiri.
Karena menjaga jantung sejak muda berarti menjaga masa depan yang panjang, produktif, dan bahagia.[]
Seputar lingkungan: https://dlhkalimantantengah.id/