By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Inilah KitaInilah KitaInilah Kita
  • Home
  • Sekitar Kita
  • DialeKita
  • Nusantara
  • Akademika
  • Komunitas
  • Generasi
  • Kiat Kita
Reading: Pengambilan Keputusan dan Negosiasi dalam Bisnis Syariah: Strategi untuk Kesepakatan Berkah
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
Inilah KitaInilah Kita
Font ResizerAa
  • Home
  • Sekitar Kita
  • DialeKita
  • Nusantara
  • Akademika
  • Komunitas
  • Generasi
  • Kiat Kita
Follow US
  • Advertise
© 2024 Inilah Kita
Inilah Kita > Blog > Akademika > Pengambilan Keputusan dan Negosiasi dalam Bisnis Syariah: Strategi untuk Kesepakatan Berkah
Akademika

Pengambilan Keputusan dan Negosiasi dalam Bisnis Syariah: Strategi untuk Kesepakatan Berkah

Oleh: Keysha Daffa, Mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah, Institut Agama Islam SEBI

Redaksi Kita
Redaksi Kita Published 18/07/2025
Share
SHARE

Inilahkita.com | Pengambilan keputusan dan negosiasi bukan hanya soal angka dan kalkulasi untung rugi. Dalam bisnis syariah, keduanya harus dijalankan dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan keberkahan. Seiring dengan perkembangan bisnis yang makin kompleks dan penuh dengan berbagai tantangan, kemampuan membuat keputusan yang tepat dan melakukan negosiasi dengan bijak menjadi kunci bagi pelaku bisnis syariah untuk dapat tumbuh dan bertahan.

Contents
Pola Pikir Negosiasi: dari “Menang–Kalah” Menuju “Menang–Menang”Langkah Awal: Berhati-Hati dalam Berbagi InformasiTahap Pertengahan: Mengelola Harapan dan Memberikan Konsesi BerartiTahap Akhir: Berani Berjalan Jika Tidak Sesuai NilaiEtika dalam Pengambilan Keputusan dan Negosiasi SyariahContoh Implementasi dalam Kasus NyataKesimpulan

Artikel ini membahas pola pikir dan langkah strategis dalam pengambilan keputusan dan negosiasi, dari pola pikir “menang–kalah” hingga pola pikir “menang–menang” yang menjunjung tinggi nilai kerja sama. Lebih dari itu, nilai-nilai syariah seperti kejujuran, kerja sama, dan keberkahan juga diangkat sebagai fondasi dalam setiap proses negosiasi bisnis.

Pola Pikir Negosiasi: dari “Menang–Kalah” Menuju “Menang–Menang”

Pada umumnya, pola pikir negosiasi dapat dikategorikan menjadi dua: pola pikir “menang–kalah” dan pola pikir “menang–menang”. Pola pikir “menang–kalah” berusaha memaksimalkan keuntungan sepihak dengan memanfaatkan kelengahan pihak lain, seperti menyembunyikan kebutuhan atau membuat tawaran awal yang sangat tinggi agar dapat membuat pihak lain mengalah.

Namun, pola pikir ini mulai kurang relevan dalam konteks bisnis syariah yang mengutamakan kerja sama dan nilai keberkahan bersama. Pola pikir “menang–menang” menjadikan negosiasi sebagai usaha bersama untuk menciptakan kesepakatan yang membawa nilai positif bagi semua pihak yang terlibat. Pola pikir ini juga selaras dengan nilai-nilai Islam yang menekankan kerja sama dan keadilan, seperti yang tercantum dalam QS. Al‑Maidah [5]:2 bahwa kerja sama dalam kebaikan dan takwa membawa keberkahan bagi pelakunya.

Langkah Awal: Berhati-Hati dalam Berbagi Informasi

Saat memulai negosiasi, pelaku bisnis syariah diajarkan untuk berhati‑hati dalam memberikan informasi. Memberikan terlalu banyak informasi terkait kebutuhan atau hambatan dapat membuat pihak lain memanfaatkannya untuk mendapatkan konsesi sepihak. Sebaliknya, memberikan informasi yang terbatas, tetapi jujur dan relevan, dapat membuat pihak lain tetap menghormati nilai kerja sama yang dijunjung tinggi bersama.

Contoh penerapan dapat terlihat dalam negosiasi kerja sama dengan pemasok. Jika pelaku usaha terlalu cepat menyebutkan anggaran dan kebutuhan spesifik, pihak lain dapat terdorong untuk menaikkan nilai penawaran mereka. Namun dengan komunikasi yang terukur dan penuh pertimbangan, pelaku usaha dapat menjaga nilai kerja sama sambil tetap membawa semangat kerja sama yang adil dan saling menguntungkan.

Tahap Pertengahan: Mengelola Harapan dan Memberikan Konsesi Berarti

Saat berada di tengah proses negosiasi, kemampuan pelaku bisnis syariah dalam mengelola ekspektasi pihak lain sangat diperlukan. Jika pihak lain merasa kebutuhan pelaku usaha terlalu mendesak, maka ekspektasi dan tawaran dari pihak lain dapat naik. Sebaliknya, bila pelaku usaha dapat membuat pihak lain merasa bahwa kebutuhan tidak sepenuhnya mendesak, maka pihak lain dapat lebih terbuka untuk memberi konsesi.

Konsesi juga memegang peranan penting dalam proses ini. Memberikan konsesi kecil yang berarti bagi pihak lain tetapi tidak signifikan bagi pelaku usaha dapat menciptakan kesan positif dan mempererat kerja sama. Misalnya, memberi apresiasi atau memberikan bonus kecil dapat membuat pihak lain merasa dihargai dan mendapat nilai dari kerja sama tersebut.

Tahap Akhir: Berani Berjalan Jika Tidak Sesuai Nilai

Pada tahap akhir negosiasi, keberanian untuk meninggalkan kesepakatan yang tidak membawa nilai positif bagi usaha maupun tidak sesuai dengan nilai syariah juga diperlukan. Kesediaan untuk berkata “tidak” bukan hanya soal keberanian, tetapi juga soal integritas dan kesetiaan pelaku usaha pada nilai kerja sama yang membawa keberkahan bagi semua pihak.

Pada tahap ini, komunikasi yang santun tetapi tegas juga dapat membuat pihak lain menghargai nilai kerja sama yang dijunjung tinggi. Keberanian untuk menolak kesepakatan yang tidak membawa nilai bersama dapat memberi efek positif jangka panjang bagi pelaku usaha dan membuat kerja sama selanjutnya tetap berada dalam koridor nilai-nilai syariah.

Etika dalam Pengambilan Keputusan dan Negosiasi Syariah

Pengambilan keputusan dan negosiasi yang dilakukan dengan nilai dan etika Islam tidak hanya soal angka atau metode, tetapi juga soal nilai kerja sama dan keberkahan bersama. Dalam praktiknya, pelaku usaha syariah dapat memberi konsesi kecil yang bermakna agar pihak lain merasa dihargai, tanpa merugikan usaha sendiri. Konsesi ini juga perlu diimbangi dengan pertukaran nilai yang berkeadilan, yakni memastikan setiap bentuk kebaikan yang diberikan dapat diimbangi dengan nilai balik dari pihak lain agar kerja sama tetap berada dalam nilai kesetaraan dan saling menghormati. Lebih dari itu, etika bisnis syariah juga menekankan pentingnya menjalin hubungan jangka panjang yang membawa kebaikan bersama, bukan hanya mengejar kesepakatan instan yang menguntungkan sepihak, tetapi juga kerja sama yang dapat tumbuh dan membawa keberkahan bagi semua pihak yang terlibat.

Contoh Implementasi dalam Kasus Nyata

Seorang pelaku usaha pelatihan syariah yang bernegosiasi dengan sekolah Islam dapat mengamalkan nilai-nilai ini dengan langkah yang terstruktur, mulai dari awal negosiasi hingga akhir. Di tahap awal, ia dapat berbicara dengan santun dan tidak terlalu terbuka soal kebutuhan atau hambatan usaha, agar pihak sekolah dapat memberi tawaran awal yang wajar. Memasuki tahap pertengahan, apresiasi dapat diberikan atas nilai kerja sekolah, disertai dengan konsesi kecil seperti pelatihan gratis bagi tenaga pengajar sebagai bentuk kerja sama jangka panjang yang saling menguntungkan. Terakhir, di tahap akhir negosiasi, pelaku usaha juga harus siap menolak kerja sama bila nilai yang disepakati tidak membawa keberkahan bersama atau tidak selaras dengan nilai bisnis syariah. Dengan pola ini, bukan hanya kesepakatan kerja sama yang adil dapat tercapai, tetapi juga terbangun hubungan bisnis yang membawa keberkahan bagi kedua pihak yang terlibat.

Kesimpulan

Pengambilan keputusan dan negosiasi dalam bisnis syariah bukan soal siapa yang menang dan siapa yang kalah, tetapi soal kerja sama yang membawa nilai dan keberkahan bersama. Pola pikir “menang–menang” menjadikan nilai kerja sama dan etika bisnis syariah sebagai pondasi, dari tahap awal hingga akhir negosiasi.

Seperti contoh yang dijabarkan, pelaku usaha dapat memulai dengan komunikasi yang bijak, memberi konsesi kecil yang membawa nilai bagi pihak lain, dan tetap memegang teguh nilai kerja sama yang membawa keberkahan bagi semua pihak yang terlibat. Dengan mengamalkan nilai-nilai ini, bisnis syariah tidak hanya tumbuh dan bertahan, tetapi juga membawa kebaikan bagi umat dan keberkahan bagi pelakunya.

TAGGED:muamalahnegosiasisepakat
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Email
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article volunter WMSJ 2025 WMSJ 2025 Buka Pendaftaran Volunteer untuk Pemuda Usia 17–35 Tahun
Next Article tamsil linrung wakil dpd Wakil Ketua DPD Tamsil Linrung Apresiasi Langkah Cerdas Politik Luar Negeri Presiden

Latest News

tamsil linrung wakil dpd
Wakil Ketua DPD Tamsil Linrung Apresiasi Langkah Cerdas Politik Luar Negeri Presiden
Sekitar Kita
volunter WMSJ 2025
WMSJ 2025 Buka Pendaftaran Volunteer untuk Pemuda Usia 17–35 Tahun
Generasi
Mahasiswa KKM Desa Tapos II Gelar Program Open Donasi untuk Bantu Masyarakat Rentan
Akademika
kota megapolitan
Megapolitan.ID Tampil Baru di Tahun Baru Islam
Sekitar Kita
Inspirasi Awal Tahun Baru Islam 1447 H Bersama KH. Hasan Abdullah Sahal
Komunitas
perang iran israel amrik
Israel-AS Keroyokan, Iran tak Terkalahkan
DialeKita
peta jalan petani cerdas IZI
LAZNAS IZI Bedah Buku “Peta Jalan Petani Cerdas” di Islamic Book Fair 2025
Sekitar Kita

Baca Artikel Lain

Akademika

Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor dengan ETS Global dan IIEF Adakan Tes TOEFL Resmi

20/05/2025
Akademika

Sistem Berbasis AI Hadirkan Solusi Rekrutmen Karyawan Secara Online yang Rentan Kecurangan

29/04/2025
AkademikaKomunitas

Pelantikan & Rapat Kerja DPW II ITHLA: Revitalisasi Peran Mahasiswa Lewat Bahasa Arab dan Kepemimpinan

21/04/2025

Study Visit HIMMPRO KPI ke Studio Trans7: Mengenal Lebih Dekat Dunia Pertelevisian

27/02/2025
Previous Next

Ikon Logo Inilah Kita

Kategori

  • Akademika
  • DialeKita
  • Generasi
  • Kesehatan
  • Kiat Kita
  • Komunitas
  • Nusantara
  • Sekitar Kita
  • Uncategorized

Inilah Kita

  • About
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media
  • Term & Condition
Inilah KitaInilah Kita
©2024 Inilah Kita
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?