Inilahkita.com | Generasi Z—kelahiran kira‑kira antara pertengahan 1990‑an hingga awal 2010‑an—tumbuh di era digital, dengan kemudahan akses informasi dan teknologi finansial, tetapi juga dihadapkan pada tantangan seperti biaya hidup yang meningkat, tren konsumtif, dan kurangnya literasi keuangan. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang adaptif dan bijak agar keuangan tetap stabil, tujuan jangka panjang dapat tercapai, dan stres finansial bisa diminimalkan. Berikut adalah beberapa strategi praktis dan menyeluruh yang dapat diterapkan oleh Gen Z di Indonesia:
1. Membuat Anggaran dan Mencatat Pengeluaran
Langkah pertama yang sangat penting adalah menyusun anggaran bulanan. Buatlah daftar pendapatan dan semua pengeluaran rutin—mulai dari kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, tempat tinggal, hingga tagihan dan langganan. Dengan mencatat pengeluaran, Gen Z bisa melihat area mana yang boros atau kurang perlu, sehingga bisa dilakukan pemangkasan.
2. Menggunakan Metode Budgeting yang Efektif
Beberapa metode populer yang cocok bagi Gen Z:
– Metode 50‑30‑20: 50% kebutuhan pokok, 30% keinginan, 20% tabungan/investasi.
– Zero‑Based Budgeting: Setiap rupiah pendapatan dialokasikan, tidak dibiarkan idle.
– Sistem Amplop (Envelope System): Membagi uang tunai ke beberapa kategori sesuai fungsi, misalnya amplop untuk makan, hiburan, transportasi, dan lain-lain.
3. Menabung dan Mulai Berinvestasi Sejak Dini
Menabung secara rutin menjadi pondasi finansial. Disarankan agar Gen Z menyisihkan sebagian pendapatan sebelum menghabiskannya untuk hal lain. Tabungan tidak hanya untuk kebutuhan darurat, tetapi juga tujuan jangka menengah atau panjang. Investasi ringan seperti reksa dana, saham, obligasi, atau instrumen keuangan lainnya penting dimulai sejak dini untuk memanfaatkan efek compounding.
4. Mengelola Gaya Hidup dengan Bijak
Gaya hidup yang sesuai dengan kemampuan keuangan penting agar tidak terjerumus hutang atau pengeluaran impulsif. Beberapa tips:
– Menghindari FOMO (Fear of Missing Out).
– Memanfaatkan promo, diskon, cashback.
– Membatasi pengeluaran variabel seperti hiburan atau belanja mode.
5. Membagi Rekening Khusus dan Menetapkan Tujuan Keuangan
Strategi administratif yang membantu mengorganisasi keuangan:
– Gunakan tiga rekening: kebutuhan rutin, gaya hidup, dan simpanan/investasi.
– Buat tujuan keuangan: jangka pendek, menengah, dan panjang agar motivasi disiplin terjaga.
6. Memanfaatkan Teknologi Keuangan dan Literasi Finansial
Gen Z dapat memanfaatkan aplikasi keuangan (mobile banking, aplikasi pengatur anggaran, pencatat pengeluaran) agar arus uang bisa dipantau secara real time. Selain itu, kursus online dan webinar literasi keuangan bisa memperkaya pemahaman tentang bunga, investasi, diversifikasi risiko, dan perencanaan pajak.
7. Memiliki Dana Darurat dan Menghindari Utang
Siapkan dana darurat minimal 3‑6 bulan biaya hidup untuk menghadapi situasi tak terduga. Hati‑hati menggunakan kredit atau layanan paylater, karena utang dengan bunga tinggi dapat merusak kestabilan keuangan jangka panjang.
Kesimpulan
Mengatur keuangan ala Gen Z bukanlah soal menahan diri seutuhnya, melainkan tentang menetapkan prioritas, bersikap sadar, dan menggunakan strategi yang sesuai dengan gaya hidup serta kemampuan. Dengan membuat anggaran, memisahkan rekening, menabung dan berinvestasi sejak dini, menggunakan teknologi, serta menghindari gaya hidup boros dan utang, Gen Z memiliki potensi besar untuk mencapai kestabilan finansial. Konsistensi dan disiplin adalah kunci utama.
Daftar Sumber
Kompas.com – Tips Menabung untuk Gen Z (2025)
Kompas.com – Red Flag Finansial Gen Z (2025)
Bisnis.com – Cara Atur Keuangan untuk Self Reward (2023)
Prudential.co.id – Strategi Mengelola Keuangan Gen Z
Kumparan.com – Pendidikan Finansial Generasi Z (2024)