InilahKita.com | Jakarta — Masih tingginya ketimpangan sosial di Indonesia, dengan lebih dari 25 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan dan ribuan desa, terutama yang tinggal di pulau-pulau terpencil dan terluar di Indonesia, masih mengalami keterbatasan akses terhadap layanan dasar, seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan administrasi publik maupun pelayanan publik lainnya, peran media menjadi sangat krusial untuk menyampaikan kebenaran tentang kondisi sebenarnya di masyarakat.
Hal inilah yang menjadi fokus diskusi dalam acara media gathering yang diselenggarakan Resolve Asia yang mengajak media awak media ngumpul bareng di Kafe Saudagar Kopi, jalan Sabang, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/25).
Dalam pemaparannya, Chief Executive Officer (CEO) Resolve Asia, Maitra Widiantini menyampaikan, peran wartawan dan media bukan hanya sebagai penyampai berita, menyuarakan kebenaran, melainkan juga berperan penting untuk terjadinya perubahan sosial. Media berperan sebagai penghubung empati, advokasi, dan solusi, menuju transformasi sosial untuk Indonesia yang lebih baik.
“Media tidak hanya menyuarakan kebenaran, tetapi juga membentuk arah perubahan sosial. Di Resolve Asia, kami percaya bahwa transformasi sosial tidak bisa terjadi tanpa komunikasi publik yang kuat, dan di sanalah peran strategis media berada,” ujar Maitra.
Untuk mencapai hal itu, Maitra meyakini bahwa tidak ada cara lain kecuali semua pihak bersinergi dan berkolaborasi untuk mewujudkannya.
“kita nggak bisa jalan sendiri-sendiri. Kalau mau Indonesia mencapai kemakmuran dan berkeadilan sosial, ya harus bareng-bareng dan saling menguatkan antara elemen masyarakat, ya media, NGO, pemerintah, swasta, pelaku usaha, dan lain-lain,” tuturnya.
Sebagai konsultan corporate social responsibility (CSR) dan fundraising, Maitra mengaku, Resolve Asia selama tiga tahun terakhir ini menjadi jembatan antara korporasi dan organisasi masyarakat sipil dalam mengubah kepedulian menjadi aksi. Dan, mengubah aksi menjadi dampak.
Resolve Asia, menurutnya, menjalankannya melalui pendekatan kolaboratif dan komunikasi yang strategis. Tidak hanya merancang program sosial, melainkan juga memastikan bahwa cerita-cerita perubahan itu sampai ke publik.
“Resolve Asia berdiri di atas kesadaran tersebut. Mengambil tanggung jawab sebagai bagian dari elemen masyarakat. Kalau kita saling tunggu-tungguan (menunggu, red.) untuk bergerak, maka ya nggak ada yang bergerak dan kita nggak akan kemana-mana,” ucapnya.
Resolve Asia sendiri didirikan atas dasar kebutuhan terhadap mobilisasi sumber daya yang lebih adil dan efektif, terutama di sektor nirlaba dan pembangunan berkelanjutan.
Berbasis di Jakarta, Resolve Asia bekerja lintas-sektor: dari mendampingi lembaga internasional hingga menyusun strategi komunikasi dan CSR untuk korporasi lokal. Dengan visi menjadi akselerator mobilisasi sumber daya (resource mobilization accelerator), Resolve Asia memadukan strategi, jejaring, dan narasi untuk menciptakan ekosistem perubahan yang hidup.
Perempuan yang sudah berpengalaman 20 tahun di dunia filantropi dan fundraising itu meyakini, hadirnya Resolve Asia akan memberikan nilai dorong bagi berbagai pihak untuk bergerak maju. Menjadi motor penggerak bagi semua elemen masyarakat saling membantu, untuk mewujudkan pemerataan kemakmuran bagi seluruh masyarakat di Indonesia.
“Meski terdengar utopis, tapi mimpi saya adalah suatu saat Indonesia menjadi seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa, yakni keadilan sosial dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia,” ungkapnya.
“Meskipun saat ini, rasa-rasanya masih jauh dan kayaknya kok makin menjauh. Tapi, kita nggak boleh putus asa. Karena nggak ada jalan lain kecuali terus bergerak, untuk maju selangkah demi selangkah, setapak demi setapak. Nggak boleh berhenti,” sambungnya.
Acara gathering media ini sendiri, selain sebagai ajang halal bihalal dengan media pasca lebaran, acara yang diberi rajuk “Ngopi Bareng Media: Menjembatani Dampak Sosial” tersebut juga sebagai ruang diskusi antara media dengan Resolve Asia sebagai lembaga konsultan CSR dan fundraising yang fokus bergerak dalam mobilisasi sumber daya dan menjadi penghubung antara sektor swasta, publik, dan masyarakat secara luas, menuju perubahan sosial yang lebih baik.