INILAH KITA | Sejumlah pelajar SMA dari Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk melakukan presentasi makalah dalam rangka rihlah ilmiah yang akan berlangsung di Malaysia dari tanggal 12 hingga 21 November 2024. Mereka berasal dari empat lembaga pendidikan Islam, yakni Pesantren At-Taqwa Depok, SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah Nganjuk, Sekolah Islam Athirah Bone, dan SMA Pesantren Elkisi Mojokerto.
Makalah-makalah yang akan dipresentasikan mengandung berbagai ide dan solusi terkait permasalahan umat dan bangsa. Santri dan pelajar berusia 15 hingga 18 tahun ini telah meneliti berbagai tema, antara lain “Pandangan Dunia Islam”, “Tantangan Pemikiran Kontemporer”, “Sekularisasi Pendidikan di Indonesia”, dan “Ta’dib Sebagai Solusi Ideal untuk Mengatasi Permasalahan Pendidikan di Alam Melayu”.
Presentasi tersebut akan dilakukan di beberapa lokasi dan acara penting. Salah satunya adalah di Balai Jawi dalam seminar bertema “Pendidikan Islam Ideal: Sejarah, Konsep, dan Aplikasinya di Malaysia-Indonesia”. Di hadapan Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud, seorang ahli pendidikan dan pemikiran Islam, para pelajar akan mengemukakan gagasan-gagasan mereka.
Selanjutnya, mereka akan mempresentasikan di RZS-CASIS (Raja Zarith Sofiah Centre for Advanced Studies on Islam) dalam seminar berjudul “Pemikiran Pendidikan Prof. Diraja Terpuji Syed Muhammad Naquib Al-Attas dan Pengaruhnya di Asia Tenggara”. Kali ini, perhatian akan tertuju pada cendekiawan terkemuka Assoc. Prof. Khalif Muammar dan Direktur CASIS, Dr. Hilmi, yang akan menyaksikan presentasi para pelajar SMA tersebut secara langsung.
Pengaturan lokasi presentasi lainnya termasuk kampus Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (IIUM) dalam seminar tentang budaya literasi di kalangan pemuda, serta pusat kajian literatur Arab-Melayu di Akademi Jawi Malaysia.
Selain kegiatan presentasi, para santri dan pelajar juga akan mengikuti kuliah pemikiran dan melakukan kunjungan ke beberapa lembaga pendidikan serta situs bersejarah.
Merujuk pada perjalanan pendidikan tokoh-tokoh Islam di Indonesia, Pembina At-Taqwa, Dr. Adian Husaini, meyakini bahwa melibatkan pelajar SMA dalam pemikiran tentang ide-ide besar dan konsep-konsep solutif merupakan langkah penting untuk meningkatkan kepedulian mereka terhadap permasalahan umat serta mendorong mereka untuk mencari solusi.
Menurut penulis buku “Pendidikan Islam: Mewujudkan Generasi Gemilang Menuju Negara Adidaya 2045” ini, para pelajar perlu memiliki literasi yang baik, baik dalam konteks Islam maupun Barat, mampu memahami dan menyimpulkan informasi dari bacaan, serta menyusun ide-ide secara tertulis. Yang paling esensial, mereka harus memiliki semangat dakwah untuk berjuang dan memberikan kontribusi positif bagi umat.
Bagi Dr. Adian, murid SMA itu sudah dewasa. Maka pendidikannya mesti mendewasakan. Membaca, berpikir kritis, dan merangkai ide lewat tulisan, adalah beberapa hal di antara skill terpenting orang dewasa di era disrupsi ini. Mereka mesti menjadi pribadi yang mandiri, khususnya mandiri pikirannya: tahu tantangan terpelik (tantangan ilmu) dan paham tujuan hidup terpenting (berjuang demi agama dan bangsanya).
Ia menegaskan bahwa, apa yang sedang dilakukan oleh beberapa lembaga pendidikan Islam ini, merupakan sebuah upaya mengembalikan konsep pendidikan SMA yang hakiki, sebagaimana yang dijalani oleh tokoh-tokoh Islam seperti H. Agus Salim, A. Hassan, Mohammad Natsir, Buya Hamka dan lain sebagainya.
Hadirnya makalah-makalah ini serta kesiapan dan keberanian anak-anak SMA belasan tahun itu memaparkan ide dan gagasan besarnya, dapat membuktikan satu hal, bahwa anak SMA itu bukan “anak-anak”, melainkan orang dewasa yang bisa dan mau diajak berpikir dan berjuang, sehingga mereka menjadi manusia yang berguna bagi sesama. Mohon doanya, semoga Rihlah Ilmiah mereka kali ini, mendapatkan bimbingan dan lindungan Allah SWT. Amin.[]