By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Inilah KitaInilah KitaInilah Kita
  • Home
  • Sekitar Kita
  • DialeKita
  • Nusantara
  • Akademika
  • Komunitas
  • Generasi
  • Kiat Kita
Reading: Kritik Atas Pidato “Omon-Omon” Prabowo
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
Inilah KitaInilah Kita
Font ResizerAa
  • Home
  • Sekitar Kita
  • DialeKita
  • Nusantara
  • Akademika
  • Komunitas
  • Generasi
  • Kiat Kita
Follow US
  • Advertise
© 2024 Inilah Kita
Inilah Kita > Blog > DialeKita > Kritik Atas Pidato “Omon-Omon” Prabowo
DialeKita

Kritik Atas Pidato “Omon-Omon” Prabowo

Pembangunan infrastruktur yang tanpa kajian mendalam malah bikin negara merugi. Kasus Jakarta monorail, Hambalang, bandara-bandara sepi “bak kuburan”, dan proyek ambisius IKN berpotensi mangkrak. Apapun kebijakan pemerintah, tanpa kajian, bisa dipastikan bakal amburadul.

Redaksi
Redaksi Published 11/02/2025
Share
SHARE

Oleh: Yons Achmad

(Kolumnis, tinggal di Depok)

Bagi kalangan intelektual, kaum terdidik, isi pidato Prabowo yang terlihat meremehkan diskusi, studi banding, Focus Group Discussion (FGD), seminar-seminar, kajian, tentu agak memprihatinkan. Demi alasan efisiensi, kegiatan-kegiatan tersebut menurutnya perlu ditiadakan. Sebelum melangkah jauh komentari “omon-omon” Prabowo itu, satu pertanyaan kecil yang perlu diajukan. Atas dasar apa efisiensi itu dilakukan, apakah juga tanpa kajian?

Kita tak bisa menghakimi. Tapi, teramat banyak contoh, apapun kebijakan pemerintah, tanpa kajian, kebijakan itu bisa dipastikan bakal amburadul. Atau mungkin memang sudah ada kajian, tapi tidak mendalam. Kita sudah buktikan, “ideologi” kerja-kerja-kerja tanpa “mikir”, tanpa kajian (yang mendalam) menjadikan tatanan benar-benar rusak, berantakan, ambudarul dalam 10 tahun terakhir.

Saya, demi akal sehat yang saya yakini, harus berani mengatakan demikian. Kenapa? Pembangunan infrastruktur yang tanpa kajian (mendalam) malah bikin negara merugi. Kasus Jakarta monorail, “Candi” Hambalang, bandara-bandara yang dibangun mewah tapi sepi “bak kuburan” semisal bandara Kertajati (Majalengka), Ngloram (Blora), Wiriadinata (Tasikmalaya), JB Sudirman (Purbalingga) dll, bahkan ada yang benar-benar tutup. Terakhir, tentu proyek ambisius Ibu Kota Nusantara (IKN) yang juga berpotensi mangkrak. Penyebabnya? Tentu saja, salah satunya tanpa kajian (mendalam).

Dalam sebuah pidato, Prabowo pernah mengatakan, “Tidak usah lagi apa itu, FGD-FGD, apa itu? Focus apa, focus group discussion. It’s too late. We don’t need to discuss. Look for solution, carry out the solution.” Di hadapan Muslimat NU, dalam pidato tempo hari, Prabowo mengatakan “Seminar cukup, kajian cukup, FGD apa itu forum group discussion, forum group discussion (dengan gesture meledek), mau diskusi apa lagi, itu tuh entaskan kemiskinan absolut, bantu rakyat yang lapar cari makan, sekolah yang rusak perbaiki, jalan yang rusak perbaiki, diskusi…diskusi..”

Dalam filosofi Jawa, pidato itu tampak benar (gemuruh tepuk tangan menggema dalam acara yang melibatkan banyak emak-emak itu). Tapi, rasa-rasanya tidak “pener”, tidak peka dalam menangkap situasi zaman. Termasuk, tidak peka sejarah. Kita bisa lihat, bagaimana performa, lagi-lagi saya katakan, pemerintahan 10 tahun terakhir. Dibangun dengan filosofi “kerja..kerja..kerja” tanpa “mikir”. Hasilnya, kebobrokan dan borok-borok pembangunan bisa kita saksikan sekarang. Ada yang bilang “Maksudnya Prabowo itu baik, semata-mata untuk rakyat.” Saya kira, pidato, retorika setiap presiden selalu begitu, selalu mengatasnamakan rakyat. Tapi praktiknya, yang sering terjadi sebaliknya.

Sementara, dalam tradisi ilmiah, komunitas akademis, misalnya persoalan FGD tak bisa dipandang enteng sebelah mata begitu saja. Ia saya kira, tak lagi bisa diremehkan dan dianggap hanya sekadar misalnya “metode” yaitu cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Tetapi, ia saya kira bisa melangkah jauh sebagai “metodologi”.

Jika yang pertama sebatas “cara” menemukan, yang selanjutnya adalah “ilmu” menemukan. Perkara FGD ini, saya kira, dalam tradisi ilmiah, sudah semestinya diberikan “marwah” dan mendudukkannya secara terhormat, tak diremehkan begitu saja. Apalagi dalam praktiknya, ia juga mensyaratkan seorang moderator (ahli) di bidangnya, dengan peserta yang juga para praktisi dan ahli dibidangnya pula. Apakah pantas diremehkan begitu saja?

Di sini, saya juga sedikit agak heran. Kenapa, misalnya diskusi, seminar-seminar, kajian termasuk FGD sering dianggap tidak kerja, bahkan kalau mengikuti istilah Prabowo sebagai hanya “omon-omon” saja. Saya kira ini mitos dan kesalahan (kesesatan) berpikir. Sementara, kalau kita cermati pidato-pidato Prabowo, lebih banyak kata-kata “Saya ingin, saya akan….”. Bung. Sekarang sudah presiden, bukan era janji kampanye. Eranya bilang “Saya sudah ini, saya sudah itu…bukan saya akan..saya akan”. Apa boleh buat, hasilnya, apa yang sudah dikerjakan Prabowo selama 100 hari kerjanya? Semoga tak ada yang bilang, hanya “omon-omon” saja. []

TAGGED:Omon omonPidato Prabowo
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Email
What do you think?
Love0
Sad0
Happy1
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Lanjutkan Operasi Kemanusiaan Tahap 4 di Sukabumi, ARM HA-IPB Serahkan 7 Huntara
Next Article Teddy Khumaedi Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor Kiprah Pesantren dalam Membangun Generasi Bangsa

Latest News

hurul Aini asofa marwah
Peluang dan Tantangan dalam Dunia Bisnis di Era Digital
Akademika
Jakarta Islamic Center Gelar Halal Fair 2025
Sekitar Kita
Habibah Nur Chafsyah
Nongkrong Jadi Budaya, Menabung Jadi Tantangan
Akademika
Muhammad_Nasrudin
Strategi Mengatur Keuangan ala Gen Z Saat Ini
Akademika
Menandai 100 Tahun Gontor, World Scout Moslem Jamboree 2025 Resmi Dibuka di Cibubur
Nusantara
Meriah! Pembukaan Jambore Pramuka Muslim Dunia WMSJ 2025
Nusantara
Gontor Gelar Jambore Pramuka Muslim Dunia Pertama di Indonesia: Serukan Perdamaian Dunia
Nusantara

JASA ARTIKEL SEO

Mau website usaha Anda mudah ditemukan dalam mesin pencari Google? Digital Media Labs melayani jasa penulisan artikel SEO.
Hubungi kami di: 081297176001

Jasa Blogroll & Publikasi

  1. Suara Muslim
  2. Seputar Masjid
  3. Seputar Halal
  4. Seputar Kuliner
  5. Seputar Kesehatan
  6. Promo UKM
  7. Wisata Indonesia
  8. Inilah Kita
  9. Beasiswa Kampus
  10. Indonesia Sentris
  11. Seputar Rumah
  12. Seputar Keamanan
  13. Kota Surabaya
  14. Info Nasional
  15. Info Perkotaan
  16. Berita Santai
  17. Berita Kamera
  18. Suara Pesantren

 

Jasa Publikasi di 150+ Website

Baca Artikel Lain

DialeKita

Fajar Sadboy Mengajari Para Elit Negeri Turunkan Saya

02/09/2025
laznas IZI
DialeKita

Zakat Menyejahterakan Masyarakat

13/08/2025
perang iran israel amrik
DialeKita

Israel-AS Keroyokan, Iran tak Terkalahkan

26/06/2025
rudal-iran
DialeKita

Iran dan Simfoni Perlawanan: Ketika Sanksi Melahirkan Kekuatan

19/06/2025
Previous Next

Ikon Logo Inilah Kita

Jasa Blogroll & Publikasi

Promo UKM | Wisata Indonesia | Inilah Kita | Beasiswa Kampus | Indonesia Sentris | Seputar Rumah | Seputar Keamanan | Kota Surabaya | Info Nasional | Info Perkotaan | Ini Bekasi | Suara Muslim | Seputar Masjid | Seputar Halal | Seputar Kuliner | Suara Pesantren | Seputar Kesehatan

Kategori

  • Akademika
  • DialeKita
  • Generasi
  • Kesehatan
  • Kiat Kita
  • Komunitas
  • Nusantara
  • Sekitar Kita
  • Uncategorized
  • Wisata

Inilah Kita

  • About
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media
  • Term & Condition

Inilah KitaInilah Kita
©2024 Inilah Kita
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?